Diselamatkan, Tapi Puaskah ?




Pada November 2004, Rolling Stone memberikan peringkat untuk "500 Lagu Terbaik Sepanjang Masa." Majalah itu menerima masukan lebih dari 170 musisi, kritikus, dan pelaku industri. Namun, bahkan dengan lapisan kriteria dan pengukuran objektif, musik selalu dan tetap merupakan preferensi subjektif. Saya tidak mau berprasangka ... namun mengingat majalah ini yang mensponsori, saya merasa sangat ironis karena lagu pertama adalah "Like A Rolling Stone" dari Bob Dylan dan lagu kedua adalah "(I Can't Get No) Satisfaction" (...anda benar) dari Rolling Stones.

Untuk beberapa alasan, ketika saya bangun pagi ini saya memikirkan lagu "Satisfaction" dan bagaimana lagu itu tetap populer selama 44 tahun. Riff gitar Keith Richards adalah salah satu skor yang paling dikenal dalam musik modern. Namun, lirik dan temanyalah yang tampaknya benar-benar melampaui waktu. Mick Jagger berkata lagu itu adalah reaksi terhadap komersialisme merajalela yang mereka lihat di Amerika Serikat. Tidak banyak yang berubah dalam 4 dekade.

Tanggapan yang klise hanyalah, "Yah, tentu saja kamu tidak akan menemukan kepuasan ... sampai kamu menemukan Yesus." Kasus ditutup ... bukan? Yah, saya tidak mau pergi ke (topik) situ.

Begini, saya adalah pengikut Kristus yang berdedikasi sejak usia 5 tahun. Saya lulus dari salah satu kampus Kristen terkenal dengan gelar di Alkitab Teologi. Pelat mobil saya yang pertama bertuliskan "JEZUZ 11". Dan sementara saya tidak akan menyangkal kalau Yesus mengisi kekosongan yang tidak bisa diisi apapun juga, saya tidak bisa jujur mengatakan kalau saya sepenuhnya puas. Meskipun Allah telah menebus semua ciptaan (termasuk saya), ada rintihan dan kerinduan akan hari dimana Ia akan memulihkan segala sesuatunya.

Satu lagu yang saya suka minggu ini berjudul "Nothing for the Ache" dari Ben Shive. Lagu itu secara artistik berbagi tentang ketidakpuasan universal yang dirasakan jiwa kita. Konsumerisme, ketamakan, kesombongan, dan nafsu hanya akan tumbuh di budaya kita. Kerinduan kita akan makna dan kepuasan tertinggi akan mengantar kita lebih jauh ke hal-hal itu, atau (seperti yang Ben nyanyikan) kita akan jatuh "ke tangan Tuhan."

Ini tantangan bagi hidup saya sendiri. Jika Anda, seperti saya, mengikuti Yesus, tapi kadang-kadang masih merasa tidak puas, kita dapat membiarkan keinginan itu menarik kita ke dalam dunia konsumerisme ... atau lebih dalam pelukan Allah. Mungkin sudut-sudut kosong dalam hidup kita akan membantu kita untuk menantikan Hari restorasi di depan kita.

Dave Trout
Kontributor Kristiani P

No comments:

Post a Comment