Langit Baru dan Bumi Baru

Langit Baru dan Bumi Baru 
 Nats: wahyu 21:1-8

" Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertami telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. " Wahyu 21:1

Bagaimanakah kita memahami janji-janji Allah dan berbagai nubuatan yang terdapat dalam Kitab Wahyu ? Kitab wahyu merupakan kitab yang banyak memakai bahasa figuratif untuk menyatakan nubuatan tentang masa depan orang percaya dan masa depan dunia ini. Kita tidak bisa memahami makna kitab Wahyu sebagaimana memahami sebuah kitab Undang-undang. Bahasa ilmu hukum adalah bahasa explisit (tersurat). bahasa harafiah dimana semua pernyataan dijabarkan dengan bahasa yang jelas, lugas sehingga memperkecil kemungkinan memiliki makna ambivalen (makna yang lebih dari satu), bukan pula bahasa matematis ketika dinyatakan tentang Kerajaan 1000 tahun serbagai bilangan eksak 1000, sebab ternyata Alkitab juga menyatakan bahwa 1 hari = 1000 tahun dan 1000 tahun = 1 hari. Allah yang adalah pencipta ruang dan waktu tidaklah mungkin dibatasi oleh ruang dan waktu itu, sebab Allah adalah Allah yang kekal. Kitab Wahyu lebih banyak memakai bahasa implisit (tersirat) sehingga untuk memahami makna ayat-ayat dalam kitab Wahyu memerlukan penggalian ruang lingkup (konteks) dan kerangka berpikir teologis yang utuh. Jika tidak, maka kita makin jauh dari makna sesuai kebenaran sesungguhnya.

Dimanakah langit baru dan bumi baru dinyatakan ? Penulis yakin letaknya pasti bukan di jalan Holis Bandung! Bukan pula di Jerusalem secara geografis, meski dikatakan itu adalah jerusalem Baru. Kitab Wahyu dalam hal ini membicarakan kemulian Allah yang dinyatakan setelah penghakiman terakhir. "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahyu 21:4)

Allah yang adalah Alga dan juga Omega, yang memulai dan yang akan mengakhiri sejarah kehidupan manusia yang sarat dengan dosa dan penderitaan. Allah akan menciptakan dunia baru yang penuh sukacita dan kemuliaan. Untuk siapakah semuanya itu ? Untuk orang-orang yang mengikat perjanjian denganNya, yakni setiap orang yang percaya kepadaNya, tetapi bagi mereka yang tidak percaya berarti tidak berada dalam bagian perjanjian ini, mereka akan mengalami penghukuman yang kekal (Wahyu 21:8). Anthony Hockema dalam artikel tentang ordo salutis (the orde of salvation, born again, repentance, sanctification and glorification) menyebutkan bahwa langit baru dan bumi baru adalah pernyataan the Glorification, yakni kemuliaan dalam kekekalan yang akan dianugerahkan kepada orang-orang percaya

Apakah hari ini anda telah berada dalam perjanjian Allah itu ? Kita semua tidak ada yang layak, kita semua telah berdosa dan penuh cacat cela, kita semua hidup dalam obsesi dan ambisi yang banyak memakan korban bagi orang-orang terdekat kita. Namun Allah dalam kasih dan kesabaraNya sampai hari ini, selalu berinisiatif mengulurkan tangan lebih dulu untuk menuntun orang berdosa kepada sebuah pertobatan agar masuk dalam perjanjian itu. Maukah Anda ? Credo et Intelligam .. I believe in order to understand.

Sumber dari: Warta Gereja GII Dago -25/07/10   

No comments:

Post a Comment